Integrasi berkelanjutan/Pengiriman berkelanjutan (CI/CD) adalah metodologi penting untuk proses rilis perangkat lunak yang efisien dan andal dalam pengembangan perangkat lunak. Namun, penerapan integrasi berkelanjutan/pengiriman berkelanjutan mempunyai tantangan tersendiri.
Memahami tantangan-tantangan ini adalah kunci keberhasilan adopsi. Jadi, dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa kendala umum yang dihadapi saat menerapkan Integrasi Berkelanjutan/Pengiriman Berkelanjutan. Kami juga akan membicarakan solusi terhadap tantangan tersebut.
Beberapa Tantangan Umum dalam Penerapan CI/CD
#1: Pergeseran Budaya dan Perlawanan Tim
Mengintegrasikan Integrasi berkelanjutan/Penyampaian berkelanjutan ke dalam suatu organisasi memerlukan perubahan budaya yang signifikan. Anggota tim yang terbiasa dengan siklus pengembangan perangkat lunak tradisional mungkin menolak perubahan karena tidak terbiasa dengan proses baru.
Meyakinkan mereka tentang manfaat Integrasi Berkelanjutan/Penyampaian Berkelanjutan dan memberikan pelatihan yang memadai dapat membantu memudahkan transisi ini. Tim yang terbiasa dengan cara kerja lama mungkin pada awalnya menolak perubahan. Mereka mungkin khawatir tentang keamanan kerja, ketidaktahuan mereka dengan proses baru, atau takut bahwa integrasi berkelanjutan/pengiriman berkelanjutan dapat menimbulkan lebih banyak kesalahan. Mengatasi hambatan ini memerlukan komunikasi dan pendidikan yang efektif.
#2: Konfigurasi dan Pengaturan Kompleks
Menyiapkan integrasi berkelanjutan/jalur pengiriman berkelanjutan bisa jadi rumit dan memakan waktu. Prosesnya melibatkan konfigurasi berbagai alat dan memastikan alat tersebut bekerja sama dengan lancar.
Kompleksitas ini dapat menjadi kendala, terutama bagi tim yang baru mengenal integrasi berkelanjutan/pengiriman berkelanjutan, sehingga memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi harus berinvestasi dalam perencanaan dan dokumentasi yang tepat.
Membuat panduan langkah demi langkah yang mendetail untuk menyiapkan Integrasi berkelanjutan/jalur pengiriman berkelanjutan dapat menyederhanakan proses bagi tim.
#3: Memastikan Kualitas dalam Pengujian Otomatis
Integrasi berkelanjutan/Pengiriman berkelanjutan sangat bergantung pada pengujian otomatis untuk memastikan integritas kode. Namun, membuat pengujian otomatis yang efektif yang mencakup semua aspek kode dapat menjadi suatu tantangan. Tim harus menginvestasikan waktu dalam mengembangkan rangkaian pengujian yang komprehensif untuk memastikan kualitas.
Untuk mengatasi tantangan ini, tim harus berinvestasi dalam pengembangan rangkaian pengujian yang komprehensif. Ini melibatkan pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian ujung ke ujung, dan pengujian kinerja. Praktik pengembangan berbasis pengujian (TDD) dapat membantu memastikan bahwa pengujian dibuat bersamaan dengan kode, sehingga meningkatkan cakupan dan kualitas kode.
#4: Mengelola Inkonsistensi Lingkungan
Mempertahankan konsistensi di berbagai lingkungan pengembangan, pengujian, dan produksi sangat penting dalam integrasi berkelanjutan/pengiriman berkelanjutan. Ketidakkonsistenan dalam lingkungan ini dapat menyebabkan kesalahan dan penundaan yang tidak terduga.
Pemantauan rutin dan penggunaan alat containerisasi dapat membantu mengelola inkonsistensi ini. Mulailah dengan mengelompokkan utang Anda ke dalam beberapa jenis: hipotek, utang kartu kredit, pinjaman pelajar, dan pinjaman pribadi.
Setiap jenis utang mungkin memiliki tingkat bunga, jangka waktu pembayaran, dan implikasi pajak yang berbeda. Memahami perbedaan-perbedaan ini adalah kunci untuk mengelolanya secara efektif.
#5: Menyeimbangkan Kecepatan dan Keamanan
Integrasi berkelanjutan/Pengiriman berkelanjutan bertujuan untuk mempercepat pengiriman perangkat lunak, namun hal ini tidak boleh membahayakan keamanan. Menyeimbangkan kebutuhan penerapan cepat dengan pemeriksaan keamanan yang kuat merupakan sebuah tantangan. Penerapan DevSecOps, yang mengintegrasikan keamanan ke dalam proses pengembangan, dapat mengatasi tantangan ini.
Tim juga harus menetapkan kebijakan dan pedoman keamanan yang jelas. Hal ini termasuk menentukan tingkat risiko yang dapat diterima dan bagaimana merespons insiden keamanan. Program pendidikan dan kesadaran keamanan dapat membantu pengembang dan tim operasi memahami peran mereka dalam menjaga keamanan integrasi berkelanjutan/lingkungan pengiriman berkelanjutan.
#6: Menangani Kemunduran dan Kegagalan
Meskipun upaya terbaik telah dilakukan, kegagalan dan bug dapat terjadi. Menerapkan mekanisme rollback yang efisien untuk segera kembali ke versi stabil terakhir sangat penting dalam integrasi berkelanjutan/pengiriman berkelanjutan.
Tim harus memiliki proses yang jelas untuk menangani kegagalan. Rollback sangat penting untuk mengembalikan ke versi perangkat lunak yang stabil jika terjadi kegagalan kritis. Skrip rollback otomatis harus menjadi bagian dari pipeline Continuous Integration/Continuous delivery, yang memungkinkan tim untuk melakukan rollback ke kondisi terakhir yang diketahui secara efisien.
Namun, melakukan post-mortem atau analisis akar masalah juga sama pentingnya untuk memahami penyebab kegagalan terjadi dan mencegahnya terjadi lagi.
Catatan Akhir
Micro Focus menyatakan, “CI/CD sangat penting bagi tim pengembangan atau operasi perangkat lunak mana pun yang ingin memberikan perubahan kode baru dengan cepat dan efisien.”
Menerapkan Integrasi Berkelanjutan/Pengiriman Berkelanjutan membawa beberapa tantangan. Dengan mengakui dan mengatasi tantangan-tantangan ini, organisasi dapat secara efektif menerapkan integrasi berkelanjutan/pengiriman berkelanjutan untuk menyederhanakan proses pengembangan dan penerapan perangkat lunak mereka.
Ingat, kunci keberhasilan penerapan Integrasi Berkelanjutan/Pengiriman Berkelanjutan terletak pada perencanaan yang cermat, kolaborasi tim, dan penyempurnaan proses yang berkelanjutan.